-->

Masalah Lingkungan Hidup Di Indonesia


Permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan
       Bumi menjadi tempat tinggal manusia. Jumlah populasi manusia yang tiap hari kian bertambah, membawa dampak negatif pada lingkungan padahal harusnya manusia menyadari akan pentingnya lingkungan yang sehat dan terawat tsb. Di seluruh penjuru dunia dapat kita temui contoh daerah yang dilanda kekeringan, banjir, gempa, dsb, akibat ulah manusia yang merusak keseimbangan alam. Maka, sepatutnya lingkungan dapat kita manfaatkan untuk kehidupan manusia tanpa merusak lingkungan itu sendiri sehingga mendukung apa yang kita sebut sebagai pembangunan berkelanjutan.

Arti Penting Lingkungan Bagi Kehidupan?

       Kehidupan masyarakat yang tenang, aman, dan sejahtera, bukan hanya ditentukan oleh unsur manusia sebagai anggota masyarakat, melainkan juga ditentukan oleh keadaaan unsur hayati maupun unsur fisik lain yang mendukung kelangsungan hidup. Beberapa contoh permasalahan lingkungan hidup : 
Tumpahnya minyak mentah di laut lepas akibat kebocoran kapal tanker, kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra yang membawa dampak tercemarnya udara oleh asap.

       Kalian tentu bisa membayangkan bagaimana jika suasana lingkungan di tempat kediaman kalian penuh dengan sampah yang bau, bising, penuh asap pabrik maupun kendaraan, air yang keruh,
dan listrik yang padam. Tentu sangat tidak nyaman tinggal di kawasan seperti itu bukan?

       Lingkungan hidup mempunyai keterbatasan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. Dengan kata lain, lingkungan hidup dapat mengalami penurunan kualitas dan penurunan kuantitas. Jika dibiarkan terus-menerus, maka lingkungan tidak dapat berfungsi lagi untuk mendukung kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Karena itu, lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia karena lingkunganlah yang menopang kehidupan manusia. Sebaliknya, jika lingkungan tersebut rusak maka kehidupan manusia akan terganggu bahkan dapat menyebabkan kepunahan umat manusia. 

A. Pengertian Lingkungan Hidup 

       Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. 

Pengertian lingkungan hidup berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997 : 

       lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. 

Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut ilmu ekologi. Adapun tatanan yang utuh antara makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi disebut ekosistem.

Unsur-unsur lingkungan abiotik, biotik, dan sosial budaya.

       Lingkungan biotik (hayati) berupa makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik, sedangkan lingkungan abiotik (lingkungan fisik) berupa benda mati yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup, misalnya tanah, air, udara, iklim, angin, sinar matahari, dll. 

Adapun yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah lingkungan pergaulan manusia yang berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Sedangkan lingkungan sosial budaya adalah lingkungan yang berupa pergaulan atau interaksi antar manusia (sosial) serta antara manusia dengan hasil cipta karsa manusia itu sendiri (budaya).

Bentuk kerusakan lingkungan hidup (contoh masalah lingkungan hidup) dan faktor penyebabnya.

       Beberapa contoh masalah lingkungan hidup yang disebabkan ulah manusia, antara lain: penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan), perburuan liar, merusak hutan bakau, penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman, pembuangan sampah di sembarang tempat, bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS), dan pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

Ada banyak sekali contoh masalah kerusakan lingkungan hidup. Secara garis besar, kerusakan lingkungan hidup dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam dan kerusakan lingkungan hidup akibat manusia.

1. kerusakan lingkungan hidup akibat faktor alam.

Letusan gunung berapi.
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi, jadi ini merupakan contoh masalah lingkungan karena faktor alam. Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.

Letusan gunung berapi dapat diprediksi berdasarkan getaran kulit bumi atau gempa yang terjadi akibat dari gerakan magma tersebut. Alat pencatat getaran gempa disebut seismograf.

Gempa bumi 
       Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempengdi dasar samudra. 

Beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari gempa bumi, di antaranya: 
bangunan roboh, tanah di permukaan bumi retak atau terbelah, jalan menjadi putus, struktur batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak, tanah longsor akibat guncangan, banjir akibat rusaknya tanggul, tsunami (gelombang pasang) akibat gempa yang terjadi di dasar laut.

Badai/ Angin topan 
       Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman, tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. 
Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global. 

       Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk: bangunan roboh, rusaknya areal pertanian dan perkebunan, dapat membahayakan penerbangan, dan menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.

Kemarau Panjang 
       Kemarau panjang terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.

Meskipun fenomena kemarau panjang ini disebabkan oleh alam, namun sebenarnya alam tersebut berubah karena ulah manusia juga. Yaitu karena lapisan ozon di atmosfer yang terus berkurang akibat manusia menggunakan kendaraan bermotor dan limbah pabrik-pabrik serta penggunaan freon pada ac.

2. Kerusakan lingkungan hidup karena manusia. 

a. Terjadinya pencemaran atau polusi (pencemaran udara, air, tanah, dan suara). 
       Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan mencemari air, tanah, atau tumbuhan.

       Pencemaran tanah disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfatkan.

       Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya. Selain itu, tersumbatnya aliran
sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut.

       Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang sangat mengganggu kehidupan manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan > 80 desibel. Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia,
antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.

b. Banjir. 
        Banjir dapat terjadi karena buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang hampir setiap musim penghujan melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Contoh daerah di Indonesia yang sering dilanda banjir adalah Jakarta, dan sulawesi.

c. Tanah longsor. 
Tanah longsor ini umumnya terjadi karena kerusakan hutan, yaitu karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan.